Irwan Fatkhur Rozy, Lulus ITS Dengan Predikat Cumlaude (surabayaonline.co) |
Generasi muda Indonesia kini tak bisa lagi disebut lemah. Mereka bahkan berlomba-lomba mengukir prestasi.
Semangat mereka begitu tinggi. Meski berasal dari keluarga sederhana, mereka tidak patah semangat demi berprestasi setinggi langit.
Seperti kisah Irwan Fatkhur Rozy. Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini diganjar predikat Cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89.
Dikutip dari surabayaonline.co, Irwan merupakan putra asli Nganjuk dari pasangan Subandi dan Sriati. Sang ayah, Subandi, berprofesi sebagai kuli angkut kayu di salah satu cabang perusahaan pelat merah. Sementara ibunya, Sriati, hanya ibu rumah tangga.
Keluarga itu tentu hanya bisa mengantungkan hidup dari penghasilan Subandi yang tergolong pas-pasan. Tetapi, kondisi itu tidak membuat Irwan patah semangat.
Berbekal kegemarannya dalam menuntut ilmu dan semangat berprestasi yang tinggi, Irwan mendaftar sebagai mahasiswa ITS melalui jalur beasiswa Bidikmisi. Dorongan orangtua untuk bisa bersekolah di jenjang lebih tinggi semakin menguatkan niat Irwan.
Irwan sempat mendaftar di ITS melalui jalur undangan. Tetapi, upaya itu tidak berbuah manis dan dia gagal diterima.
Tidak menyerah, Irwan berusaha lebih keras melalui jalur SNMPTN. Sebelum mengikuti ujian seleksi itu, Irwan berlatih soal-soal dengan buku yang dia pinjam dari teman-temannya yang sudah diterima lebih dulu.
Ketekunan dalam belajar Irwan berlanjut saat menjalani perkuliahan. Alhasil, dia mampu meraih IPK tinggi.
" Belajar dengan rajin, utamanya ketika di kelas, setidaknya di kelas saya dengerin yang dijelaskan dosen, sehingga ketika pulang dan mengerjakan tugas tidak bingung, kalau di kelas tidak dengerin, pasti pas pulang bingung," kata Irwan.
Atas prestasi itu, Irwan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan S2 di Universitas Hiroshima, Jepang. Dia mengaku sempat berpikir untuk bekerja.
" Awalnya, saya ingin melanjutkan studi S2, namun di pertengahan kuliah keinginan itu sempat hilang, saya berpikir mending kerja aja, bantu orangtua di rumah," kata dia.
Pikiran Irwan kembali berubah ketika mendapat tawaran kuliah S2. Dia kemudian meminta izin orangtuanya, dan langsung mengajukan aplikasi pendaftaran.
" Sebenarnya ada 12 orang yang mendaftar, namun setelah diseleksi ada empat orang dan diseleksi lagi, Alhamdulillah, saya yang diterima," ucap Irwan.
Terbersit keinginan dalam diri Irwan usai mendapatkan banyak ilmu. Dia punya mimpi begitu luhur, menjadi seorang dosen.
" Saya ingin menjadi dosen agar bisa mengamalkan ilmu yang pernah saya dapat, karena dengan itu (menjadi dosen), ilmu yang saya dapat bisa bermanfaat dan pahalanya tidak putus," tutur Irwan.
Dari 3.774 mahasiswa Intitut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang diwisuda pada tanggal 17,18,24 dan 25 September 2016 kemarin menyimpan banyak cerita yang menarik. Dari mahasiswa yang meninggal sebelum diwisuda hingga mahasiswa yang berhasil menyelesaikan studinya walaupun dari kalangan yang kurang mampu. Salah satunya adalah Mohammad Irwan Fatkhur Rozy.
Mahasiswa yang biasa disapa dengan Irwan merupakan salah satunya, pria asli nganjuk ini berhasil menyelesaikan studinya di ITS dengan nilai IPK yang tinggi yakni 3,89, Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ini merupakan mahasiswa yang memperoleh beasiswa bidikmisi.
Irwan sendiri merupakan pasangan dari Subandi dan Sriati, bapaknya sehari-harinya hanya sebagai kuli angkut kayu di salah satu perusahaan di nganjuk, dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, penghasilan orang tuanya yang pas-pasan tidak menutup semangat irwan untuk melanjutkan pendidikanya di jenjang kuliah.
Dorongan kedua orang tuanya untuk melanjutkan kuliah membuatnya termotivasi, meskipun Irwan sempat gagal ketika mendaftar di ITS lewat jalur undangan tidak membuatnya putus asa, pria kelahiran 20 Oktober 1993 ini pun mencobanya kembali lewat jalur SNMPTN tulis, diapun meminjam buku-buku untuk persiapan menghadapi ujian kepada teman-temannya yang sudah terlebih dahulu diterima dan lewat jalur inilah Irwan memulai perjalanan kuliahnya.
Irwan mengungkapkan untuk mendapatkan IPK tinggi yakni mengoptimalkan saat pembelajaran di kelas berlangsung, ” belajar dengan rajin, utamanya ketika di kelas, setidaknya di kelas saya dengerin yang dijelaskan dosen, sehingga ketika pulang dan mengerjakan tugas tidak bingung, kalau dikelas sudah tidak dengerin pasti pas pulang bingung.” ceritanya
Berkat prestasi dan kerja kerasnya, Irwan mampu melanjutkan Studi S2 nya di Universitas Hiroshima, Jepang. “Awalnya saya ingin melanjutkan studi S2, namun dipertengahan kuliah keinginan itu sempat hilang, saya berfikir mending kerja aja, bantu orang tua di rumah” ceritanya
Namun, ketika ada tawaran S 2 , ia berfikir kembali Irwanpun meminta izin kepada orang tuanya, dan akhirnta Irwan mendapatkan restu, “sebenarnya ada 12 orang yang mendaftar, namun setelah di seleksi ada 4 orang dan diseleksi lagi, alhamdulillah saya yang diterima” tambahnya
Irwan sendiri memiliki keinginannya untuk menjadi dosen, “saya ingin menjadi dosen agar bisa mengamalkan ilmu yang pernah sata dapat, karena dengan itu imu yang saya dapat bisa bermanfaat dan pahalanya tidak putus” ujarnya
Irwan juga berpesan bagi orang yang kurang mampu untuk tetap melanjutkan bangku kuliah, “sekarang ini sudah banyak beasiswa yang ada, orang kayapun bisa mendapatkan beasiswa apagi orang yang tidak mampu, jadi tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan kuliah” pesannya (Yoski)
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...