Search This Blog

Cara unik menikmati kopi dengan gelas terbalik di Yogyakarta

On May 28, 2016 with No comments





Tradisi ngopi menyebar cepat di Indonesia, tanpa memandang asal-usul minuman tersebut. Setidaknya itulah yang dialami langsung tim Gatsby Jelajah Merdeka dan Portrait of Indonesia saat menyambangi kedai kopi Ampas di Selokan Mataram, Seturan, Sleman, Yogyakarta, Jumat (27/5). Di warung ini, pengunjung justru merasakan sajian kopi unik ala Aceh Barat, yakni kopi cangkir terbalik. 

Konsumen bisa memilih tiga ukuran, mini, mini tower, serta tower. Jenis-jenis itu menentukan ukuran gelas penyajian. Jika namanya tower, artinya konsumen ingin kopi dengan banyak air alias relatif encer.

"Slurrrrp, slurrpp."

Bebunyian semacam itu memenuhi ruangan kedai selama tim Jelajah Merdeka bertandang. Penikmat kopi tinggal memanfaatkan sedotan untuk menyesap genangan kopi dari tatakan gelas. Jika ingin minum lebih banyak, maka tiup dulu pinggiran gelas dengan sedotan, agar kopi meluber. Sangat unik.

Rizki (24), selaku pengelola warung, menyatakan penyajian unik terbalik adalah ciri khas kedai kopi di kota kelahirannya Meulaboh. Cangkir dibalik, tujuan awalnya, mengingat kedai kopi banyak terdapat di pinggir pantai. "Jika tidak dibalik, khawatir akan terkena angin laut sehingga kopinya kotor," ujarnya.

Konon, penyajian unik ini sudah dilakoni para peracik kopi Aceh Barat sejak zaman Teuku Umar, pahlawan Bumi Serambi Mekah yang kesohor berkat kegigihannya melawan Belanda pada abad 19.

Omong-omong, cangkir kopi itu tak bisa asal dibalik. Sang barista harus pandai menata susunan biji kopi, susu kental manis, serta seduhan air panas 80 derajat celcius. Pemanfaatan biji kopi itulah yang menarik. Tak seperti lazimnya kopi lain yang diseduh setelah menjadi bubuk, kopi terbalik ala Meulaboh masih mempertahankan pecahan 1/4 biji separuh cangkir.

"Alasannya, kalau kita pakai bubuk bukannya biji, ampas akan meluber sampai tatakan. Bakal susah diminum," kata Rizki.

Untuk jenis kopinya, Kedai Kopi Ampas lebih menonjolkan varian Arabika, khususnya dari Gayo. Minat konsumen di Yogya terhadap kopi Arabika meningkat dalam satu dasawarsa terakhir, menurut para pengelola kedai kopi yang ditemui merdeka.com. 

Ari (31), barista kelahiran Temanggung yang fokus pada pengembangan kopi lokal Jawa Tengah, mengakui tumbuhnya minat peminum kopi usia muda terhadap citarasa kopi nusantara. "Makin banyak anak muda yang ingin tahu lebih banyak soal kopi," ujarnya.

Tak hanya itu, kedai dengan konsep penyajian kopi yang tak sekadar mengandalkan suasana nongkrong bersama kawan turut bertambah. Kedai Kopi Ampas hanya salah satunya.

Penjelajahan darat bertema Koffie Van Java sekarang menuju Jawa Timur untuk penelusuran lebih lanjut mengenai citarasa dan tradisi budidaya kopi Pulau Jawa. Lokasi yang akan disambangi adalah Probolinggo dan Jember. 

Nantikan seri laporan berikutnya yang tak kalah seru, penuh kafein dosis tinggi!
 Sumber : Merdeka.Com

Silahkan Lihat Videonya Di bawah:

loading...
loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »