PONTIANAK (netralitas.com) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, mengeluarkan aturan tegas berupa larangan bagi seluruh guru merokok selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung di sekolah.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Aleksius Akim, Senin (30/5), menanggapi pengakuan Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Pontianak, Sidiq Handanu Widoyono.
Handanu Widoyono dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau di halaman Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota Pontianak, Minggu (29/5), mengungkapkan hasil survei dimana sebanyak 24% siswa di Kota Pontianak di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat sudah kecanduan merokok.
“Ini larangan yang sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun di seluruh sekolah di Provinsi Kalimantan Barat. Kalau ada siswa terbukti merokok, pasti diberi sanksi lebih keras. Tapi kalau merokok di rumah, pihak sekolah tidak bisa berbuat apa-apa, karena menyangkut pola hidup di dalam keluarga,” ujar Aleksius.
Aleksius Akim secara pribadi mengaku memang dari semenjak duduk di bangku sekolah, memang bukan perokok. Kebiasaan tidak merokok memang sudah ditanam di dalam keluarga, sehingga terpenting adalah lingkungan sekitar.
Diungkapkan Aleksius Akim, untuk mensukseskan program tidak merokok demi menjaga kesehatan, adalah keluarga. Kalau seorang siswa lahir dan dibesarkan di dalam keluarga perokok, maka anak-anaknya pasti akan menjadi perokok.
Aleksius Akim menuturkan, dibutuhkan paling tidak tiga generasi mudah menghapus budaya merokok di kalangan masyarakat.
“Apabila seseorang sudah terbiasa tidak merokok, secara otomatis, apabila berkeluarga, anak-anaknya tidak akan menjadi pencandu rokok. Jadi peran keluarga menjadi sangat penting di dalam menghentikan budaya merokok,” ungkap Aleksius Akim.
Sumber : http://netralitas.com/
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...