Search This Blog

Di Sana Aku Disebut Gila

On September 07, 2016 with No comments


USIANYA menginjak 11 tahun. Panggilannya Abang. Ia duduk di kelas lima Sekolah Dasar Islam di kotanya.
Beberapa hari menjelang pembagian raport, Bundanya di hubungi melalui telepon oleh walikelasnya. “Sehubungan dengan hasil rapat Kepala Sekolah, Para wakil kepala dan segenap jajaran guru maka kami memberi tiga pilihan untuk Abang. Satu, Abang Naik ke kelas enam tapi pindah. Dua, Abang tidak naik tapi tetap di sekolah ini. Tiga, Abang naik ke kelas enam tapi orangtua harus membuat pernyataan bahwa Abang adalah anak berkebutuhan khusus. Kami menunggu keputusan Bunda secepatnya,” ujar beliau.
Bundanya kaget dan tidak mampu berkata-kata. “Iya, Bu,” jawabnya dengan lirih.
Tak lama kemudian bunda bertanya kepada saya. Apa yang harus dilakukan?
Saran saya, Abang dipindahkan, karena tidak aman ia bersekolah di tempat yang tidak siap menerima dia apa adanya. Tak aman ia berada di tempat yang tidak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Setelah pembagian raport, akhirnya Bunda dan saya memutuskan Abang dibawa tinggal dan sekolah di tempat saya.
Abang diperlakukan seperti itu karena nilai rata-rata raportnya lebih rendah daripada standar KKM sekolahnya. Padahal ia jujur, shalat lima waktu juga disiplin.
Malam pertama ia di rumah, suami saya bertanya, “Abang, bagaimana teman-teman di sini, baik-baik ya?”
“Iya, kalau di sana aku dibilang gila, ada juga yang bilang bodoh,” ujarnya tertunduk malu.
Kami saling memandang dan menarik nafas panjang. Kasihan sekali, ia harus menerima perlakuan itu dari orang-orang di sekitarnya.
Satu minggu di sini,Ia nampak nyaman dan bahagia. Terdengar tawanya menjelang tidur, semangat bersekolah, juga senang ke masjid.
Saya terdiam, teringat makna hijrah yang Rasulullah lakukan. Hijrah membuat Rasulullah bisa sukses berdakwah, kaum Anshor yang menerima Rasulullah dengan sepenuh hati membantu berjuang bersama-sama tak kenal lelah.
Di rumah baru, di sekolah baru, Abang diterima oleh semua pihak dengan baik. Sehingga program apapun yang diberikan padanya dapat diterimanya dengan baik.
Semoga tidak ada lagi anak-anak seperti Abang yang mendapat perlakuan diskriminatif baik dari sekolah maupun lingkungan.
Karena setiap anak lahir ke dunia ini dengan segenap fitrah yang telah Allah beri. Seyogyanya, orangtua maupun guru bersama-sama menjaga dan mengoptimalkan fitrah yang dibawanya. Sehingga kelak ia bersyukur memiliki orangtua dan guru seperti kita
Sumber  : islampos.com

Silahkan Lihat Videonya Di bawah:

loading...
loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »