Guru-guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 mengaku kebanjiran orangtua calon murid maupun calon peserta didik yang hendak melakukan pendaftaran di pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2016/2017.
Tak jarang para orang tua calon murid tersebut bahkan marah dan mengucapkan kata-kata kasar kepada para guru yang melayani di meja pendaftaran selama Senin (13/6) hingga Kamis (16/6) karena begitu membeludaknya antrian yang mengular panjang.
Lukmayuzi (40), salah seorang guru mata pelajaran agama di SMAN 13, mengatakan sudah seringkali mendengarkan keluh kesah ataupun curhatan dari para calon orang tua murid yang datang selama empat hari yang lalu.
"Kami tetap layani dengan baik siapa pun yang mendaftar dan menanyakan mengenai prosedur pendaftaran, tapi ya namanya karakter setiap orang itukan berbeda-beda, ada yang sabar mengantre namun adapula yang tidak sabar. Jadi dinamika dan pengalaman saja," ujar Lukma, Jumat (17/6) siang kepada Suara Pembaruan.
Dikatakannya, selama empat hari pendaftaran kemarin ada puluhan hingga ratusan orang tua calon murid mendatangi SMAN 13 yang berasal dari berbagai lokasi baik sekitar Jakarta Utara dan sekitarnya.
"Ya jadi ujian juga bagi kita. Apalagi saat sedang berpuasa begini harus menjelaskan berulang kali kepada calon orang tua murid berkali-kali. Kadang ada juga yang sampai berkali-kali dijelaskan tapi belum juga mengerti prosedur pendaftaran," tambahnya.
Ia mengungkapkan selama proses pendaftaran kemarin kebanyakan para orang tua masih mengalami kekeliruan dalam memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang seharusnya sesuai dengan Kartu Keluarga (KK).
"Memang ada beberapa orang tua yang malah memasukkan nomor KK-nya dan justru bukan NIK yang tertera dalam KK yang sudah diperbaharui di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Kalau sistem pendaftaran online itu memang tidak boleh ada yang salah sedikitpun," lanjut Lukma.
Hal serupa juga diungkapkan Nana Sudiana salah satu guru bidang studi ekonomi di SMA yang merupakan favorit dan unggulan di Jakarta Utara itu. Menurutnya, banyak orang tua murid belum terlalu paham dengan sistem pendaftaran yang baru.
"Sudah coba kita jelaskan seefisien mungkin, namun memang karena sistem yang baru ini tahapannya berbeda dengan tahun lalu. Ada beberapa orang tua murid yang masih bingung sehingga membuat pelayanan untuk satu orang tua murid menjadi lama dan antrean semakin panjang," kata Nana.
Ia juga sudah berkali-kali memberikan informasi kepada calon orang tua murid untuk memastikan pilihan SMA atau SMK yang dituju untuk disesuaikan dengan nilai yang dimiliki anaknya masing-masing.
"Kalau nilai Ujian Nasional (UN) calon murid didik saat kelas IX SMP itu bisa diangka 38 ya mungkin bisa optimistis untuk dapat masuk di sekolah-sekolah negeri yang diunggulkan, tapi kalau hasil UN kemarin hanya di angka 24 sampai 32 mungkin harus memikirkan strategi mereka untuk memiih sekolah yang cocok," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) SMAN 13, Enny Sukilah, mengatakan seluruh guru-guru di sekolahnya sudah diberikan sosialisasi mengenai sistem yang baru diterapkan pada Sabtu (18/6) esok.
"Kami terus melakukan rapat koordinasi dan sosialisasi kepada para guru agar mereka juga bisa mengerti betul sistem yang baru ini saat menjelaskan kepada orang tua dan calon murid didik sehingga antrean tidak terlalu panjang," kata Enny.
Ia mengungkapkan ada 24 guru yang menjadi panitia PPDB SMAN 13 tersebut yang seluruh pembagian tugasnya dilakukan dengan tupoksinya masing-masing.
"Kalau ada orang tua yang marah-marah itu wajar karena mereka mungkin merasa sistem yang ada saat ini terlalu lama, tapi kami terus melayani dengan senyum dan sabar. Anggap saja kondisi ini merupakan cobaan saat puasa. Kalau berhasil kita lewati ya bertambah pahala," tambah wanita yang juga mengajar sosiologi itu.
Menurutnya, bila pada jalur umum seluruh warga DKI Jakarta bisa mendaftar ke sekolah negeri yang dituju meski tidak sesuai dengan rayonnya masing-masing, namun di jalur lokal orang tua murid hanya bisa mendaftar di sekolah yang ada di wilayah kecamatan domisilinya.
"Kemarin ini saja ada 650 orang tua murid yang sudah terdaftar dalam proses pendaftaran selama Senin hingga Kamis, tapi intinya dengan sistem online ini semua akan jauh lebih transparan dan sudah tidak ada lagi menggunakan cara manual yang rentan dengan penyalahgunaan wewenang," katanya.
SMAN 13 sendiri yang merupakan salah satu sekolah SMAN favorit dan unggulan di Jakarta Utara hanya memiliki 10 rombongan belajar atau kelas. Satu kelas terdiri dari 36 peserta didik, namun dari total 360 pelajar yang bisa diterima harus dikurangi sesuai dengan jumlah pelajar kelas X dan XI yang tidak naik kelas yang baru diumumkan pada Jumat (24/6) mendatang. .
Sumber : beritasatu.com
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...