Search This Blog

Gua Berisi Kerangka Tentara Jepang di Papua

On January 17, 2016 with No comments


Tong-tong berkarat. Ribuan stalaktit sekarat. Akar pohon yang sempat terputus berpuluh tahun lalu, saat ini sudah semakin berurat dan menjulur di sekujur gua. Begitu mendongak ke atas, sinar matahari menyerbu mata. Lubang besar menganga membelah gua.

Berdiri di tengah Gua Binsari, Biak, Papua membuat ingatan kembali ke masa lalu. Masa ketika tiga ribu tentara Jepang terpanggang dalam gua. Dentuman bom Sekutu 21 Juni 1944 meledak dan menyisakan lubang besar. Meninggalkan mayat berserakan.

Udara di sana lembab. Bau asin laut masih terasa karena jarak gua ke laut sangat dekat. Hanya lima menit memakai mobil kecepatan sedang. Kala itu, tentara Jepang membuat jalan pintas dari gua ke pantai.

Tak heran, pasukan Dai Nippon di bawah komando Kolonel Kuzume menjadikan gua-gua di Biak sebagai markas. Gua menjadi pertahanan terakhir pasukan Jepang setelah hampir seluruh Pulau Biak dibombardir Sekutu. 

Namun, semenjak pasukan Sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur berhasil melumpuhkan gua, segala keindahan gua hilang. Kita bahkan tak bisa lagi melihat stalaktit segar yang kerap meneteskan air.

Tapi jangan khawatir, saat ini kengerian sejarah itu sirna. Di sekitar Gua Binsari atau sering disebut Gua Jepang itu, pepohonan sudah rapat. Cericit tonggeret juga terus bersahutan. Artinya, jika Anda berkunjung sekadar menikmati pemandangan, di sekitar Gua Binsari sangat cocok.

Jika ingin mengenang pahitnya penderitaan tentara Jepang, di sekitar Gua Binsari juga banyak memberikan bukti. Di sana masih ada rongsokan pesawat dan mobil. Ratusan granat nanas disusun berjejer. Selongsong peluru kaliber besar dan kecil juga tersusun rapi layaknya barang dagangan kaki lima.

Di sana pun terdapat bangunan museum 3x2 meter yang menyimpan banyak benda-benda khas Jepang. Ada plakat, pakaian bekas pakai tentara Jepang, berbagai jenis helm perang, pin, uang koin, hingga beragam jenis ballpoint. Jepang juga membuat peta sekenanya mengenai Biak dan sekitarnya yang masih terpampang jelas di museum itu.

Di sudut lain, juga tersimpan sejumlah tengkorak tentara Jepang yang bisa diambil gambarnya leluasa. "Kami memang belum bisa menyimpan barang-barang peninggalan ini dalam satu ruangan khusus karena keterbatasan dana," kata Mathelda (39), warga Papua yang sehari-hari membersihkan halaman goa.

Sebelum Anda benar-benar meninggalkan lokasi ini, ada baiknya mampir sebentar ke Pantai Paray. Di sana ada monumen yang didirikan pemerintah Jepang pada 1994 untuk mengenang penyerangan Sekutu. Di pantai itu pula Anda bisa melihat Pulau Owi yang sebagian besar berpasir putih. Di pulau itulah Sekutu merencanakan semua bentuk pemusnahan terhadap tentara Jepang.

Sumber : Aneh.web.id

Silahkan Lihat Videonya Di bawah:

loading...
loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »