Dampak anjloknya harga minyak dunia hingga menyentuh level US$ 20-an per barel pada awal tahun ini, telah memukul perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di seluruh dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk mempertahankan usahanya, mulai dari mengerem ekspansi bisnis, efisiensi operasional hingga pengurangan jumlah karyawan. Pola seperti ini juga mulai diterapkan perusahaan migas multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Salah seorang petinggi perusahaan migas multinasional di Indonesia mengabarkan, Chevron Indonesia berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.500 orang karyawannya. Kebijakan tersebut akan mulai dilakukan pada Maret mendatang. "Pengumumannya (PHK) dua minggu lagi," katanya kepada Katadata, Rabu (13/1).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, manajemen Chevron di Indonesia memang tengah mempersiapkan program efisiensi usaha akibat dampak anjloknya harga minyak dunia. Program itu meliputi pensiun dini dengan skema golden shake hand terhadap 25 persen dari total karyawannya. Berdasarkan laman situs Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut memiliki sekitar 6.300 karyawan dan 30 ribu karyawan mitra kerja di Indonesia.
Tak cuma melakukan PHK, Chevron juga berencana menjalankan program efisiensi terhadap tenaga kerja kontraktor dan efisiensi kegiatan jasa penunjang bisnisnya di Indonesia. Bahkan, sebelumnya Chevron sudah melakukan sejumlah efisiensi berupa pengurangan kegiatan dan fasilitas para karyawan. Antara lain, menutup fasilitas kesehatan seperti rumahsakit dan klinik, menghilangkan bantuan pendidikan dan sewa rumah bagi karyawannya, hingga penghapusan kegiatan family gathering. Selain itu, mengurangi penggunaan tenaga kerja lepas dan memperketat kriteria kenaikan gaji berdasarkan prestasi (merit increase).
Hingga berita ini ditulis, manajemen Chevron Indonesia belum memberikan konfirmasi perihal kabar tersebut. Vice President Policy Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar tidak membalas pertanyaan yang dikirimkan Katadata melalui aplikasi pesan Whatsapp. Sementara itu, seorang pejabat pemerintah di sektor migas membenarkan adanya program pensiun dini yang ditawarkan Chevron kepada para karyawannya. “Tapi ada insentifnya, termasuk hak dan pesangon,” katanya kepada Katadata.
Sekadar informasi, Chevron termasuk salah satu dari tujuh perusahaan migas terbesar di dunia (seven sister company). Perusahaan ini sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1924. Wilayah kerja Chevron di Indonesia berada di Kalimantan dan Sumatera. Di Sumatera, Chevron mengoperasikan dua lapangan utama, yakni Duri dan Minas. Selain itu, Chevron mengoperasikan Pelabuhan Dumai, yang merupakan terminal pengangkutan minyak terakhir. Adapun di Kalimantan Timur, Chevron memiliki tiga wilayah kerja utama yakni North Area, South Area dan West Seno.
Saat ini, Chevron mengembangkan proyek ultra laut dalam yang pertama di Indonesia, yang dikenal sebagai proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Lima lapangan pertama yang akan dikembangkan adalah Gendalo, Maha, Gandang, Gehem dan Bangka.
Namun, sepanjang 2015 Chevron gagal mengebor 49 sumur eksplorasi. Rinciannya adalah PT Chevron Pacific Indonesia sebanyak 45 sumur dan Chevron Indonesia Company sebanyak 4 sumur.
Di sisi lain, sepanjang tahun lalu Chevron melepas kepemilikan sahamnya di beberapa blok migas. Di Blok B South Natuna Sea, Chevron melepas saham sebesar 25 persen. Sementara di West Papua I dan West Papua III, Chevron melepas 51 persen sahamnya.
Sumber : katadata.com
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...