Jakarta, Keinginan untuk mengejan memang sering dirasakan saat persalinan secara normal atau alami tengah berlangsung. Tapi ingat, jangan mengejan sembarangan.
Disampaikan dr Andriana Kumala Dewi dari RS Bethsaida, Tangerang, mengejan yang salah tidak memudahkan keluarnya bayi dari jalan lahir. Sehingga yang terjadi hanyalah si ibu yang berteriak-teriak.
Seperti apa mengejan yang salah? "Tenaga ngumpul di tenggorakan sampai muka kita merah, mata kita merah. Nah itu salah," terang dr Andriana kepada detikHealth.
Akibat mengejan yang salah, janin tidak turun-turun sehingga proses persalinan berjalan lambat. Jika janin dinilai terlalu lama di jalan lahir, maka dokter akan melakukan tindakan, misalnya dengan vakum.
Lalu seperti apa mengejan yang benar? "Mengejan yang benar itu kaya kita sedang BAB. Nah saat bersalin itu memang ada perasaan ingin BAB karena ada saraf di bawah yang saat kepala bayi menurun dan mengenai saraf tersebut dan timbul rasa ingin BAB," tutur dr Andriana.
dr Andriana juga mewanti-wanti agar ibu tidak mengangkat pantat saat melahirkan. Karena jika mengejan sambil mengangkat pantat dikhawatirkan akan memperluas luka robekan.
Baca juga: Janin Terlilit Tali Pusar Tak Selalu Harus Dilahirkan Secara Caesar
Instruktur prenatal yoga Tia Pratignyo beberapa waktu lalu menyampaikan tips agar lebih nyaman saat melahirkan. Saat kontraksi semakin intens, rasa nyeri semakin sering dirasakan, Tia menyarankan untuk banyak menghembuskan napas. Kegiatan itu bisa menjadi cara membuang ketegangan.
Saat pembukaan sudah 7 atau 8, perempuan juga cenderung untuk berteriak. Ini wajar karena merupakan upaya untuk menenangkan diri sendiri. "Ketimbang teriak ke atas sebaiknya teriak ke bawah seperti mendesah-desah. Karena kalau teriaknya ke atas itu malah bikin semakin tegang. Beda kalau teriaknya ke bawah, seperti suara sedang orgasme. Saat orgasme kan mulut terbuka, kalau rahang rileks maka vagina juga rileks," saran Tia.
Baca juga: Perempuan dengan Panggul yang Tampak Besar Lebih Mudah Melahirkan?
(vit/up)
Disampaikan dr Andriana Kumala Dewi dari RS Bethsaida, Tangerang, mengejan yang salah tidak memudahkan keluarnya bayi dari jalan lahir. Sehingga yang terjadi hanyalah si ibu yang berteriak-teriak.
Seperti apa mengejan yang salah? "Tenaga ngumpul di tenggorakan sampai muka kita merah, mata kita merah. Nah itu salah," terang dr Andriana kepada detikHealth.
Akibat mengejan yang salah, janin tidak turun-turun sehingga proses persalinan berjalan lambat. Jika janin dinilai terlalu lama di jalan lahir, maka dokter akan melakukan tindakan, misalnya dengan vakum.
Lalu seperti apa mengejan yang benar? "Mengejan yang benar itu kaya kita sedang BAB. Nah saat bersalin itu memang ada perasaan ingin BAB karena ada saraf di bawah yang saat kepala bayi menurun dan mengenai saraf tersebut dan timbul rasa ingin BAB," tutur dr Andriana.
dr Andriana juga mewanti-wanti agar ibu tidak mengangkat pantat saat melahirkan. Karena jika mengejan sambil mengangkat pantat dikhawatirkan akan memperluas luka robekan.
Baca juga: Janin Terlilit Tali Pusar Tak Selalu Harus Dilahirkan Secara Caesar
Instruktur prenatal yoga Tia Pratignyo beberapa waktu lalu menyampaikan tips agar lebih nyaman saat melahirkan. Saat kontraksi semakin intens, rasa nyeri semakin sering dirasakan, Tia menyarankan untuk banyak menghembuskan napas. Kegiatan itu bisa menjadi cara membuang ketegangan.
Saat pembukaan sudah 7 atau 8, perempuan juga cenderung untuk berteriak. Ini wajar karena merupakan upaya untuk menenangkan diri sendiri. "Ketimbang teriak ke atas sebaiknya teriak ke bawah seperti mendesah-desah. Karena kalau teriaknya ke atas itu malah bikin semakin tegang. Beda kalau teriaknya ke bawah, seperti suara sedang orgasme. Saat orgasme kan mulut terbuka, kalau rahang rileks maka vagina juga rileks," saran Tia.
Baca juga: Perempuan dengan Panggul yang Tampak Besar Lebih Mudah Melahirkan?
(vit/up)
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...