Kini orangtua sangat menyadari pentingnya mengembangkan tingkat kecerdasan anak sebagai salah satu cara untuk memastikan kesuksesan anak di masa depan. ‘Kecerdasan’ disini secara umum mengarah pada kemampuan sang anak untuk menerima, memprosesdan mengaplikasikan.
Tahun 1980 HowardGarner mengembangkan sebuah konsep mengenai ragam kecerdasan. Menurut konsep tersebut manusia perlu untuk menyerap dan memproses berbagai tipe informasi yang berbeda.
Gardner membagi kecerdasan menjadi 9 jenis yaitu sebagai berikut:
- Kecerdasan Linguistik - Kecerdasan Musikal - Kecerdassan Logika-Matematika - Kecerdasan Spasial - Kecerdasan Tubuh-Kinestetik - Kecerdasan Intrapersonal - Kecerdasan Interpersonal
Untuk memastikan balita kita tumbuh dan berkembang dengan baik dan seimbang, kita sebagai orangtua sebaiknya menyediakan kesempatan bagi anak untuk berkembang di setiap jenis kecerdasan ini.
1. Kecerdasan Linguistik
Mengarah pada kemampuan anak-anak untuk menggunakan bahasa dalam mengkomunikasikan ide-idenya baik secara lisan maupun tulisan. Manusia dengan tingkat kecerdasan linguistik yang tinggi kebanyakan adalah pembicara dan atau penulis yang baik dan merupakan orang-orang yang menghargai literatur.
Orangtua dapat mendorong anak untuk mengembangkan kecerdasan linguistik mereka dengan mulai membaca sejak dini, mengenalkan mereka berbagai bahasa yang berbeda dan beragam baik. Sangat penting untuk mendorong balita kita untuk berbicara dan mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan mereka. Sisihan waktu untuk berkomunikasi dengan balita Anda mengenai pengalaman kesehariannya, ide-ide, acara TV dan karakter kartun favorit, sahabat mereka, atau orang-orang yang baru ditemuinya. Kemampuan berbahasa akan meningkat jika sering digunakan.
2. Kecedasaran Musikal
Mengarah pada kemampuan untuk memproses dan mengaplikasikan informasi musikal. Orang-orang dengan kecerdasan musikal yang tinggi akan memiliki apresiasi pada musik dan juga akan lebih cepat menguasai instrumen musik. Orangtua dapat mendorong anak-anak untuk mengembangkan kecerdasan musikal dengan cara mengenalkan musik sejak dini.
Beberapa psikolog berpendapat bahwa dengan memainkan alat musik, dalam hal ini musik klasik dan tradisional, pada bayi, akan membantu melatih otak mereka untuk memproses, mengatur dan membedakan antara bunyi, irama dan ritme yang berbeda-beda. Pada umumnya sejak usia 2 tahun balita sudah bisa menikmati sesi bernyanyi bersama dengan orang tua mereka. Orangtua bisa mulai dengan mengajari mereka lagu-lagu tradisional yang sederhana.
Orangtua juga bisa mendorong balita kita untuk mempelajari instrumen musik, piano adalah yang terpopuler. Yang terpenting dan harus diingat adalah jangan sampai sang balita merasa dipaksa. Orangtua bisa memupuk ketertarikan mereka pada musik dengan cara mengajak mereka untuk ikut menghadiri dan menyaksikan konser-konser musik yang dapat memberi mereka inspirasi.
3. Kecerdasan Logika-Matematika
Mengarah pada kemampuan untuk memproses dan menganalisa informasi abstrak secara sistematis dan numerik. Orang-orang dengan kecerdasan logika-matematika tinggi akan kuat dalam pelajaran-pelajaran sains dan matematika di sekolah.
Orangtua dapat mulai mengembangkan kemampuan matematika sang anak dengan mengaplikasikan matematika dalam keseharian mereka. Menghitung, menjumlah dan mengurang dapat dijadikan bagian dari aktivitas bermain ataupun pada saat berberlanja di supermarket.
Untuk mengembangkan kemampuan balita dalam hal sains, kita dapat mendorong balita untuk lebih memperhatikan dan mengobservasi alam sekitar. Balita kita dapat menjumpai berbagai macam observasi, dari mulai bagaimana tumbuhan tumbuh sampai tingkah laku hewan di halaman rumah atau di taman kota terdekat.
4. Kecerdasan Spasial
Mengarah pada kemampuan untuk memproses informasi mengenai bagaimana sebuah objek menempati sebuah ruang dan hubungannya dengan objek lain. Sebagai contoh, seorang atlet catur, memiliki kecerdasan spasial yang tinggi, yang menyebabkan mereka mampu menganalisa posisi bidak-bidak catur yang berbeda tersebut di atas papan dan memposisikannya saling berhadapan dan melawan satu sama lain. Seniman dan desainer interior, yang mampu menggunakan imajinasi mereka untuk membentuk ide kreatif dan bagaimana menggunakan ruang, juga memiliki kecerdasan spasial yang tinggi.
Orang tua dapat membantu balita mereka mengembangkan kecerdasan spasial mereka dengan cara mengajak sang balita untuk bermain permainan-permainan logika sederhana seperti bola bekel, dakon, monopoli, ular tangga, halma, puzzle dan kemudian baru beranjak ke permainan yang lebih rumit seperti catur dan catur cina. Orangtua juga dapat mengembangkan kecerdasan spasial balita dengan mengajak balita untuk menggambar dan melukis.
5. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik
Mengarah pada kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan fisik. Penari dan atlet adalah mereka yang biasanya memiliki kecerdasan tubuh-kinestetik yang tinggi. Orangtua dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik dengan membiarkan mereka bermain di ruang terbuka dimana mereka bisa berlari dan menanjak. Ajak mereka bermain selama satu jam ke taman bermain setiap harinya, ini akan sangat membantu anak mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik mereka dimana mereka mempelajari bagaimana proses tubuh mereka bergerak dan meregang.
Banyak anak di usia dini sangat menyukai menari. Menari adalah aktivitas natural yang merefleksikan keceriaan dan energi muda mereka, di samping juga menjadi salah satu cara efektif untuk mengembangkan kecerdasan tubuh-kinestetik mereka. Menginjak usia anak 4-5 tahun, orang tua mulai dapat mengenalkan anak pada berbagai olahraga yang mencakup gerakan-gerakan sederhana seperti sepak bola, basket renang, bola voli dan lain-lain. Kemudian dapat dilanjutkan dengan mengajari olahraga yang lebih kompleks dan membutuhkan koordinasi yang baik seperti bulu tangkis dan tenis meja. Yang penting untuk diingat adalah sebaiknya orangtua menghindari keinginan untuk menjadi kompetitif dan memaksa sang anak terlalu keras pada usia dini.Biarkan anak memilih olahraga apa yang paling menarik minatnya.
6. Kecerdasan Intrapersonal
Mengarah pada kemampuan memproses informasi mengenai apa yang kita pikirkan dan rasakan. Termasuk juga dengan emosi yang sensitif dan kemampuan untuk mengerti dan mengatur emosi ini. Kita dapat membantu balita untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal mereka dengan mendorong mereka menceritakan apa yang mereka rasakan. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti ‘Apa yang kamu rasakan terhadap hal ini?’ atau ‘mengapa kamu merasa seperti ini?’ akan membantu anak mengidentifikasi perasaan mereka. Juga akan sangat membantu dengan memberikan contoh pada balita bagaimana mengekspresikan emosi dan pemikiran dengan sehat dan baik. Sebagai orangtua kita menunjukkan bagaimana mengatur emosi-emosi destruktif seperti kemarahan dan stress.
7. Kecerdasan Interpersonal
Mengarah pada kemampuan untuk memproses informasi mengenai bagaimana dan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain. Kecerdasan jenis ini penting untuk membantu kita berelasi dan berkomunikasi dengan sesama. Hal ini juga penting dalam membantu anak usia dini untuk berteman dan bersosialisasi.
Kita dapat membantu anak mengembangkan kecerdasan interpersonal dengan mengajak mereka memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain di sekitarnya. Bahkan ketika sedang menonton televisi, kita dapat menanyakan kepada balita seperti ‘bagaimana menurutmu perasaan orang itu?’ ‘mengapa mereka merasa seperti itu?’ Sejak usia dini, anak dapat diajarkan untuk lebih mnegerti orang-orang di sekitar mereka. Orangtua dapat menarik perhatian balita mereka dengan menunjukan bagaimana dampak perbuatan mereka terhadap perasaan orang lain.
8. Kecerdasan Natural
Kecerdasan mencintai keindahan alam (naturalist intelligence) adalah kemampuan untuk menangkap informasi melalui keindahan alam. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui pengamatan lingkungan, bercocok tanam, memelihara binatang, termasuk mengamati gejala alam seperti hujan, angin, banjir, pelangi, siang-malam, panas-dingin, bulan-bintang, dan matahari.
Anak-anak dengan kecerdasan naturalis memiliki ketertarikan terhadap lingkungan alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam. Mengenalkan hutan pada anak dapat pula menjadi sarana untuk merangsang kecerdasan naturalis anak.
- Berkebun
Umumnya anak-anak senang bermain di kebun. Ajaklah anakanak ke kebun dan ajari mereka menanam tumbuhan. Bagi mereka yang tidak memiliki tanah yang luas, kegiatan berkebun dapat dilakukan pada pot-pot kecil. Kegiatan ini bermanfaat bagi anak untuk merawat dan menyayangi tanaman. Kegiatan berkebun juga dapat dilakukan dengan kegiatan yang sederhana, misalnya dengan menanam seledri, cabe, atau menanam tanaman yang tidak memerlukan tempat yang luas
- Beternak
Sama dengan berkebun, beternak bermnfaat bagi anak untuk merawat dan menyayangi hewan. Anak dapat dibelikan hewan peliharaan kesukaannya. Ajari anak cara merawatnya. Sediakan tempat yang tepat untuk memelihara hewan peliharaan. Hanya, perlu dicermati untuk tidak memelihara hewan langka dan liar
- Membuang sampah pada tempatnya
Ini adalah satu kegiatan yang harus diajarkan pada anak sejak dini, agar anak terbiasa bersih dan menjaga kebersihan lingkungannya. Apabila lingkungan di sekitar anak terjaga kebersihannya, maka hewan dan tumbuhan di lingkungan tersebut juga akan terjaga kelestariannya
- Menyayangi hewan liar
Bersikaplah arif pada binatang apapun yang ada disekitar. Orang tua adalah contoh bagi anak. Orang tua dapat memberi contoh bagaimana berprilaku baik pada binatang, misalnya tidak membunuh semut, kecoa, atau binatang lainnya secara semena-mena. Jika orang tua tidak menyukai hewan-hewan tak diundang tersebut, maka usaha pencegahan lebih utama dilakukan. Usahakan lingkungan rumah selalu bersih sehingga hewan-hewan seperti tikus, kecoa tidak akan datang ke rumah kita dan kita tak perlu membunuhnya
9. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual belum lama dijadikan salah satu unsur kecerdasan karena sifatnya relatif tidak langsung dirasakan. Kecerdasan spiritual (spritual intelligence) adalah kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Tuhan, hal ini tentunya sesuai dengan kepercayaan orangtua dan anak masing-masing. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama. Salah satunya orangtua bisa mendampingi anak-anak saat melihat ciptaan Tuhan berupa alam semesta dan benda-benda angkasa di alam terbuka. Atau ada sebagian besar orangtua yang sudah mengenalkan ritual ibadah sejak kecil dan mengajarkan anak mengucapkan kata-kata yang mengandung ucapan selamat dan sebagainya
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...