Kasus baru kembali muncul di dunia pendidikan Indonesia. Desfania, seorang siswi kelas 2 di Rejang Lebong, Jambi. Beredar kabar terus berdiam diri di kamar. Padahal sudah hampir satu bulan peristiwa hukuman skot jump di depan kelas itu diberikan guru.
Desfania menyimpan trauma dan malu. Dia dihukum di depan teman-temannya. Tambah lagi, guru yang menghukum membantah melakukan hukuman skot jump, demikian juga teman-temannya.
Dikutip dari Detik, menurut Fauzi orangtua Desfania, sejak tahu kalau gurunya dan temannya membantah pernah menghukum skot jump, siswi itu tidak mau ditemui orang dan hanya mengurung diri dikamar.
"Saya kecewa dengan para guru di SMP anak saya yang ikut membantah kalau anaknya tidak pernah dihukum. Mendengar itu anak saya langsung menangis dan mulai kehilangan kepercayaan pada sekolah," ujar Fauzi saat memberikan penjelasan.
Bila sebelumnya Desfina masih mau bermain bersama saudara dan kedua orang tuanya, namun saat ini justru malah takut bertemu orang lain termasuk bermain dengan kedua adiknya. (Baca juga: Gara-gara Dihukum Skot Jump, Siswi SMP di Bengkulu ini Trauma dan Takut Sekolah)
"Saya takut kalau anak saya melakukan tindakan di luar kendali kami, maka dengan itu saya dan istri saya selalu menjaga anak kami di kamar, kami berharap adanya tindakan tegas dari bupati atau gubernur membantu kami mengatasi masalah ini, jujur saya takut kehilangan anak tercinta kami," tutur Fauzi sembari meneteskan air mata.
Pengakuan siswi ini, karena terlambat masuk ke kelas, dia dhukum skot jump dan push up lima kali. Hukuman itu dilakukan di depan kelas dengan alasan mendisiplinkan siswi. Namun guru sudah membantah, tapi siswi ini trauma.
Sumber : Wajibbaca.com
Silahkan Lihat Videonya Di bawah:
loading...
loading...